Jumat, 04 Maret 2016

Tips berbisnis Fotografi


Kiat-kiat Berbisnis Fotografi
Perkara modal selalu menjadi soal, padahal tidak harus. Bagaimana menyiapkan jurus-jurus ampuh tersebut, berikut rangkaiannya.

A.    Rekan Kerja yang Tepat
Hal yang sering ditemui adalah dua orang fotografer yang berkongsi. Bila berjalan mulus, karena masing-masing fotografer tersebut bisa menempatkan dirinya masing-masing. Skenario paling buruk adalah masing-masing membawa ego. Produk jasa ini sangat rentan sekali dan bebas nilai, sangat sulit menentukan style fotografi, karena masing-masing mempunyai ukuran yang berbeda. Partner yang paling cocok adalah fotografer bertemu dengan manajer, fotografer bertemu dengan ahli marketing atau fotografer dan akuntan. Dua wilayah garapan yang berbeda, masing-masing mempunyai peran yang berbeda. Membuat kesepakatan pembagian keuntungan harus dibicarakan dari awal. Bila merasa “tidak enak” cari penengah, yang bisa memediasi.

B.     Merubah Sudut Pandang
Rubahlah cara melihat bentuk jasa Jasa fotografi bukan hanya dokumentasi liputan wedding saja. Pasar wedding sudah jenuh. Harga tidak bisa dikendalikan lagi, karena tidak ada “Asosiasi bersama” satu paguyuban yang duduk bersama, menentukan kualitas, mutu dan harga. Selama ini masih masing-masing. Buka peluang lain, misalnya membedakan dengan jasa layanan yang pernah ada; jasa layanan fotografi spesialis anak SD, spesiali foto berjilbab, spesialis documenter, spesialis foto model, atau jasa fotografi yang mengkhususkan pada acara perusahaan.

C.    Jangan Prioritaskan Modal
Punya modal pun bukan segalanya. Dalam bisnis ini modal adalah bagian berikutnya, setelah bisa menentukan model bisnis. Membuka jasa agensi fotografer, satu layananan jasa fotografi yang mewadahi fotografer-fotografer, dengan ciri dan gaya yang berbeda. Yang ia lakukan adalah inventaris portfolio, manajemen dan jaringan, selebihnya adalah maintenance.

D.    Memulai Dari yang Kecil Namun Tertata
Melek manajemen adalah hal yang penting. Mulai dari sesuatu yang kecil, yang terpenting adalah taat aturan yang telah disepakati bersama. Menerapkan manajemen yang sehat, baik itu jadwal memotret, aliran cash flow, inventaris barang dan sumber daya manusia.
               


E.     Menentukan Posisi
Komsumen mana yang akan dibidik? Menengah bawah atau atas? Ini akan berhubungan dengan citra/image yang akan dibangun.

F.     Perlengkapan Fotografi Buka Investasi
Ingat, bahwa perlengkapan penunjang teknis jasa fotografi itu ada masa pakainya, rawat dengan baik. Pilih perlengkapan sesuai dengan yang dibutuhkan bukan yang diinginkan, pilih sesuai dana. Barang mahal tentunya sesuai dengan harga penawaran jasa; perlengkapan mahal sama dengan harga penawaran yang mahal pula dan yang perlu diingat bahwa perlengkapan fotografi digital kini sangat dinamis, setiap delapan bulan sekali harus update, jadi jangan berinvestasi pada perlengkapan. Jalan keluar yang ekonomis adalah dengan cara menyewa.

G.    Janji adalah Layanan yang Baik
Jangan pernah memberikan janji kosong, apalagi “Over promise, under delivery” janji selangit, ternyata tidak sesuai. Pastikan bentuk produk yang ditawarkan adalah sama dengah hasil yang dijual pada konsumen. Janji meleset, tidak akan dipercaya lagi. Begitu juga pelayanan, karena ini adalah jasa, yang dijual bukan hanya produksi, tetapi cara melayani, berbicara dan berkomunikasi. Jangan pernah membela diri bila melakukan kesalahan, terima dahulu, kemudian berikan layanan pengganti, sebagai bentuk perhatian. Berikan layanan yang paling terbaik, karena sangat murah untuk memelihara konsumen lama dibandingka mencari lagi konsumen baru.

H.    Jual Diri Lebih Luas dan Elegan
Optimalkan jejaring sosial, namun harus berhati-hati. Informasi yang disampaikan di jejering sosial bisa berbalik. Gunakan bahasa yang santun dan tidak terlalu mengobral janji berlebihan. Update informasi terbaru dan layani setiap pertanyaan, meskipun itu hal yang paling aneh untuk ditanyakan. Tunjukan komitmen, karena layanan jasa ini sama persis dengan mengelola emosi konsumen.

I.       Membukan Wawasan dan Pergaulan.
Informasi kini tersebar luas di jejaring dunia maya. Jangan pernah merasa hidup dalam satu lingkaran, cobalah keluar dari lingkaran. Wawasan luas akan membuka bentuk variasi produk yang baru. Bergaul dengan komunitas, klub, kegiatan yang meskipun tidak berhubungan langsung dengan dunia fotografi, tetapi hal tersebut akan membuka cakrawala dan cara pandang yang berbeda dengan kompetitor lainnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar