Kiat-kiat Berbisnis Fotografi
Perkara modal
selalu menjadi soal, padahal tidak harus. Bagaimana menyiapkan jurus-jurus
ampuh tersebut, berikut rangkaiannya.
A. Rekan
Kerja yang Tepat
Hal yang
sering ditemui adalah dua orang fotografer yang berkongsi. Bila berjalan mulus,
karena masing-masing fotografer tersebut bisa menempatkan dirinya
masing-masing. Skenario paling buruk adalah masing-masing membawa ego. Produk
jasa ini sangat rentan sekali dan bebas nilai, sangat sulit menentukan style
fotografi, karena masing-masing mempunyai ukuran yang berbeda. Partner yang
paling cocok adalah fotografer bertemu dengan manajer, fotografer bertemu
dengan ahli marketing atau fotografer dan akuntan. Dua wilayah garapan yang
berbeda, masing-masing mempunyai peran yang berbeda. Membuat kesepakatan
pembagian keuntungan harus dibicarakan dari awal. Bila merasa “tidak enak” cari
penengah, yang bisa memediasi.
B. Merubah
Sudut Pandang
Rubahlah cara
melihat bentuk jasa Jasa fotografi bukan hanya dokumentasi liputan wedding
saja. Pasar wedding sudah jenuh.
Harga tidak bisa dikendalikan lagi, karena tidak ada “Asosiasi bersama” satu
paguyuban yang duduk bersama, menentukan kualitas, mutu dan harga. Selama ini
masih masing-masing. Buka peluang lain, misalnya membedakan dengan jasa layanan
yang pernah ada; jasa layanan fotografi spesialis anak SD, spesiali foto
berjilbab, spesialis documenter, spesialis foto model, atau jasa fotografi yang
mengkhususkan pada acara perusahaan.
C. Jangan
Prioritaskan Modal
Punya modal
pun bukan segalanya. Dalam bisnis ini modal adalah bagian berikutnya, setelah
bisa menentukan model bisnis. Membuka jasa agensi fotografer, satu layananan
jasa fotografi yang mewadahi fotografer-fotografer, dengan ciri dan gaya yang
berbeda. Yang ia lakukan adalah inventaris portfolio, manajemen dan jaringan,
selebihnya adalah maintenance.
D. Memulai
Dari yang Kecil Namun Tertata
Melek
manajemen adalah hal yang penting. Mulai dari sesuatu yang kecil, yang terpenting
adalah taat aturan yang telah disepakati bersama. Menerapkan manajemen yang
sehat, baik itu jadwal memotret, aliran cash
flow, inventaris barang dan sumber daya manusia.
E. Menentukan
Posisi
Komsumen mana
yang akan dibidik? Menengah bawah atau atas? Ini akan berhubungan dengan
citra/image yang akan dibangun.
F. Perlengkapan
Fotografi Buka Investasi
Ingat, bahwa
perlengkapan penunjang teknis jasa fotografi itu ada masa pakainya, rawat
dengan baik. Pilih perlengkapan sesuai dengan yang dibutuhkan bukan yang
diinginkan, pilih sesuai dana. Barang mahal tentunya sesuai dengan harga
penawaran jasa; perlengkapan mahal sama dengan harga penawaran yang mahal pula
dan yang perlu diingat bahwa perlengkapan fotografi digital kini sangat
dinamis, setiap delapan bulan sekali harus update, jadi jangan berinvestasi
pada perlengkapan. Jalan keluar yang ekonomis adalah dengan cara menyewa.
G. Janji
adalah Layanan yang Baik
Jangan pernah
memberikan janji kosong, apalagi “Over
promise, under delivery” janji selangit, ternyata tidak sesuai. Pastikan
bentuk produk yang ditawarkan adalah sama dengah hasil yang dijual pada konsumen.
Janji meleset, tidak akan dipercaya lagi. Begitu juga pelayanan, karena ini
adalah jasa, yang dijual bukan hanya produksi, tetapi cara melayani, berbicara
dan berkomunikasi. Jangan pernah membela diri bila melakukan kesalahan, terima
dahulu, kemudian berikan layanan pengganti, sebagai bentuk perhatian. Berikan
layanan yang paling terbaik, karena sangat murah untuk memelihara konsumen lama
dibandingka mencari lagi konsumen baru.
H. Jual
Diri Lebih Luas dan Elegan
Optimalkan
jejaring sosial, namun harus berhati-hati. Informasi yang disampaikan di
jejering sosial bisa berbalik. Gunakan bahasa yang santun dan tidak terlalu
mengobral janji berlebihan. Update informasi terbaru dan layani setiap
pertanyaan, meskipun itu hal yang paling aneh untuk ditanyakan. Tunjukan
komitmen, karena layanan jasa ini sama persis dengan mengelola emosi konsumen.
I. Membukan
Wawasan dan Pergaulan.
Informasi kini
tersebar luas di jejaring dunia maya. Jangan pernah merasa hidup dalam satu lingkaran,
cobalah keluar dari lingkaran. Wawasan luas akan membuka bentuk variasi produk
yang baru. Bergaul dengan komunitas, klub, kegiatan yang meskipun tidak
berhubungan langsung dengan dunia fotografi, tetapi hal tersebut akan membuka
cakrawala dan cara pandang yang berbeda dengan kompetitor lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar