KARYA
ILMIAH
“FOTOGRAFI
UNTUK KESENANGAN DAN KEKAYAAN”
Mata
Kuliah Lingkugan Bisnis
Disusun Oleh
:
Galuh Amry
Hartantry
15.12.8845
15.S1.SI.08
STMIK AMIKOM
YOGYAKARTA
2016
ABSTRAK
Ketika orang sudah mulai
mencintai fotografi, maka secara otomatis ia akan menjadikan fotografi sebagai
hobi. Tentu hal ini bukan merupakan masalah, bahkan fotografer adalah salah
satu profesi yang baik. Lakukanlah pemotretan untuk kepuasan diri dan sebagai
karya yang patut diapresiasi. Seorang pehobi tentu selalu tidak akan mudah puas
dan ia akan terus belajar sampai akhirnya memiliki skill yang mampu menyaingi
para professional. Fotografi bisa Anda lakukan dimana pun, baik indoor,
outdoor, dipantai, dipegunungan, bahkan diatas
gedung pencakar langit. Karena fotografi merupakan sebuah hasil karya yang
sangat luar biasa untuk mengabadikan sebuah moment
kesempurnaan. Hal ini tentunya yang bias menjadi sebuah jaminan betapa besarnya
nilai seni yang terkandung dalam fotografi. Kali ini mari kupas segala potensi
yang terkandung dalam sebuah kesenangan fotografi bisa menjadi sebuah bisnis
yang menjanjikan.
KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.
Wb.
Puji dn syukur selalu tepanjatkan kepada Tuhan Yang Maha
Esa atas terselesaikanya penulisan karya ilmiah ini yang bertemakan “Karya
Ilmiah Peluang Bisnis” dan diberi judul “Fotografi untuk Kesenangan dan
Kekayaan” dengan baik. Penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang tiada tara atas semua pihak yang telah ikut serta
membantu dalam proses penulisan kaya ilmiah ini, Orang tua, Dosen, Teman-teman,
yang telah membantu memberikan masukan dan bimbingannya.
Karya ilmiah ini dibuat untuk melengkapi tugas akhir mata
kuliah Lingkungan Bisnis semester genap STMIK AMIKOM Yogyakarta tahun ajaran
2015/2016. Namun penulis berharap karya ilmiah ini juga dapat bermanfaat bagi
siapa pun yang membacanya, agar bias mengoptimalkan segala potensi yang ada
pada diri masing-masing, juga memanfaatkan sebuah kesenangan atau hobby menjadi sesuatu yang menghasilkan
dan bermanfaat bagi diri sndiri maupun orang lain.
Dan tidak dapat dipungkiri dalam penulisan karya ilmiah
ini masih banyak kekurangan, untuk itu penulis sangat butuh banyak masukan
serta kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun dan untuk
memperbaiki untuk penyempurnaan lebih
lanjut.
Dalam setip pembahasan, penulis berusaha mengulas secara
singkat, padat, dan mudah dipahami. Sajian yang terstruktur diharapkan dapat
digunakan sebagai referensi bagi pembaca , dan bermanfaat bagi pembaca yang
berniatan untuk mengembangkan hobby nya
agar dapat menghasilkan hal yang lebih bermanfaat dan bermakna.
Amin
Yogyakarta, 01
Maret 2016
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Masalah
Fotografi adalah salah
satu kegiatan yang banyak digemari orang-orang dari berbagai penjuru dunia.
Karena fotografi merupakan suatu proses mengabadikan suatu momen atau objek
dalam bentuk gambar atau foto dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai
objek tersebut menggunakan sebuah alat yaitu kamera juga mencangkup beberapa
elemen yang ada didalamnya. Dengan demikian karena tidak banyaknya orang yang
memiliki kamera namun mereka suka akan seni yang ada dalam fotografi dan juga
untuk kepentingan tertentu ataupun orang yang masih memiliki kemampuan rendah.
Bahkan tidak jarang seni fotografi dijadikan sebuah kompetisi.
Dari situlah banyak
pula peluang-peluang bisnis didalamnya. Siapa bisa menduga hanya dari sebuah
hobi yang sederhana, menjadi bisnis yang luar biasa.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas,
penulis merumuskan masalah yang akan
dibahas dalam karya ilmiah ini, yaitu :
a. Pengertian
hobi atau kesenangan dan fotografi
b. Hubungan
hobi dan bisnis
c. Peluang
bisnis fotografi
d. Bisnis
Fotografi
e.
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan
dari penulisan karya ilmiah ini adalah selain untuk melengkapi tugas mata
kuliah lingkungan bisnis juga untuk memberikan gambaran kepada mereka para
pecinta fotografi untuk bias memanfaatkan kesenangannya terhadap fotografi
lebih bias dioptimalkan dengan dikembangkanya potensi yang ada dan melihat
peluang bisnis yang menjanjikan diluar sana.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Hobi dan Fotografi
Hobi
adalah sebuah kegiatan kesenangan seseorang, yang membuat gembira, suka, dan
nyaman untuk memenuhi keinginan dan mendapatkan kesenangan
dalam menjalani kegiatan tersebut.
Fotografi
adalah suatu proses mengabadikan suatu momen atau objek dalam bentuk gambar
atau foto dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai objek tersebut
menggunakan sebuah alat yaitu kamera.
2.2 Hubungan Hobi dan Bisnis
Berdasarkan
pengertian hobi diatas, hobi dapat dimanfaatkan sebagai peluang bisnis yang
menjanjikan. Karena berbisnis sesuatau yang menjadi kesenangan diri sendiri
akan lebih terasa mudah karena pasti segala sesuatu yang dijalankan berasal
tulus dari hati. Semua akan lebih terasa mudah, karena sudah terbiasa
menjalaninya. Dan tiak aa salhnya menjadikan sesuatu yang menjadi kesenangan
kita menjadi sebuah bisnis agar lebih bermanfaat bagi diri sendiri maupun
kebutuhan orang lain.
2.3 Pelung Bisnis Fotografi
Perlu
dibedakan terlebih dahulu model bisnis untuk konsumen, atau bisnis untuk
bisnis, masing-masing mempunyai peluang potensi yang besar, yang belum tergali.
Fotografi kini milik siapa
saja, jadi bukan jamannya menawarkan jasa yang sama pada tahun sebelumnya.
Rubah cara pandang tradisional yang menganggap jasa fotografi adalah harus
menjadi fotografer.
Peluang
yang luas yang masih tersedia adalah jasa paska-produksi fotografi-ahli digital
imaging, agensi fotografi-yang menauingi beberapa fotografer. Bentuk bisnis
lainnya adalah jasa penyewaan lensa, kamera, lampu, bingkai dan seterusnya.
Layanan antar jemput cetakan untuk konsumen ataupun mencetak kembali foto
sebelum masa digital, dalam bentuk kemasan baru cetak album, web gallery atau
untuk kebutuhan presentasi
Mengawali bisa
sulit atau mudah begitu saja.Tentu saja ide yang buruk adalah wacana yang belum
pernah diejawantahkan, direalisasikan. Tinggal mulai saja, tetapi kadang-kadang
justru diri kita sendiri yang selalu membatasi diri, padahal kesempatan selalu
datang kapan saja. Bila mana kesempatan selalu menjadi kendala, kenapa tidak
kesempatan tersebut dibuat saja. Selain peluang.
2.4 Kiat-kiat Berbisnis
Fotografi
Perkara modal
selalu menjadi soal, padahal tidak harus. Bagaimana menyiapkan jurus-jurus
ampuh tersebut, berikut rangkaiannya.
A. Rekan
Kerja yang Tepat
Hal yang
sering ditemui adalah dua orang fotografer yang berkongsi. Bila berjalan mulus,
karena masing-masing fotografer tersebut bisa menempatkan dirinya
masing-masing. Skenario paling buruk adalah masing-masing membawa ego. Produk
jasa ini sangat rentan sekali dan bebas nilai, sangat sulit menentukan style
fotografi, karena masing-masing mempunyai ukuran yang berbeda. Partner yang
paling cocok adalah fotografer bertemu dengan manajer, fotografer bertemu
dengan ahli marketing atau fotografer dan akuntan. Dua wilayah garapan yang
berbeda, masing-masing mempunyai peran yang berbeda. Membuat kesepakatan
pembagian keuntungan harus dibicarakan dari awal. Bila merasa “tidak enak” cari
penengah, yang bisa memediasi.
B. Merubah
Sudut Pandang
Rubahlah cara
melihat bentuk jasa Jasa fotografi bukan hanya dokumentasi liputan wedding
saja. Pasar wedding sudah jenuh.
Harga tidak bisa dikendalikan lagi, karena tidak ada “Asosiasi bersama” satu
paguyuban yang duduk bersama, menentukan kualitas, mutu dan harga. Selama ini
masih masing-masing. Buka peluang lain, misalnya membedakan dengan jasa layanan
yang pernah ada; jasa layanan fotografi spesialis anak SD, spesiali foto
berjilbab, spesialis documenter, spesialis foto model, atau jasa fotografi yang
mengkhususkan pada acara perusahaan.
C. Jangan
Prioritaskan Modal
Punya modal
pun bukan segalanya. Dalam bisnis ini modal adalah bagian berikutnya, setelah
bisa menentukan model bisnis. Membuka jasa agensi fotografer, satu layananan
jasa fotografi yang mewadahi fotografer-fotografer, dengan ciri dan gaya yang
berbeda. Yang ia lakukan adalah inventaris portfolio, manajemen dan jaringan,
selebihnya adalah maintenance.
D. Memulai
Dari yang Kecil Namun Tertata
Melek
manajemen adalah hal yang penting. Mulai dari sesuatu yang kecil, yang terpenting
adalah taat aturan yang telah disepakati bersama. Menerapkan manajemen yang
sehat, baik itu jadwal memotret, aliran cash
flow, inventaris barang dan sumber daya manusia.
E. Menentukan
Posisi
Komsumen mana
yang akan dibidik? Menengah bawah atau atas? Ini akan berhubungan dengan
citra/image yang akan dibangun.
F. Perlengkapan
Fotografi Buka Investasi
Ingat, bahwa
perlengkapan penunjang teknis jasa fotografi itu ada masa pakainya, rawat
dengan baik. Pilih perlengkapan sesuai dengan yang dibutuhkan bukan yang
diinginkan, pilih sesuai dana. Barang mahal tentunya sesuai dengan harga
penawaran jasa; perlengkapan mahal sama dengan harga penawaran yang mahal pula
dan yang perlu diingat bahwa perlengkapan fotografi digital kini sangat
dinamis, setiap delapan bulan sekali harus update, jadi jangan berinvestasi
pada perlengkapan. Jalan keluar yang ekonomis adalah dengan cara menyewa.
G. Janji
adalah Layanan yang Baik
Jangan pernah
memberikan janji kosong, apalagi “Over
promise, under delivery” janji selangit, ternyata tidak sesuai. Pastikan
bentuk produk yang ditawarkan adalah sama dengah hasil yang dijual pada konsumen.
Janji meleset, tidak akan dipercaya lagi. Begitu juga pelayanan, karena ini
adalah jasa, yang dijual bukan hanya produksi, tetapi cara melayani, berbicara
dan berkomunikasi. Jangan pernah membela diri bila melakukan kesalahan, terima
dahulu, kemudian berikan layanan pengganti, sebagai bentuk perhatian. Berikan
layanan yang paling terbaik, karena sangat murah untuk memelihara konsumen lama
dibandingka mencari lagi konsumen baru.
H. Jual
Diri Lebih Luas dan Elegan
Optimalkan
jejaring sosial, namun harus berhati-hati. Informasi yang disampaikan di
jejering sosial bisa berbalik. Gunakan bahasa yang santun dan tidak terlalu
mengobral janji berlebihan. Update informasi terbaru dan layani setiap
pertanyaan, meskipun itu hal yang paling aneh untuk ditanyakan. Tunjukan
komitmen, karena layanan jasa ini sama persis dengan mengelola emosi konsumen.
I. Membukan
Wawasan dan Pergaulan.
Informasi kini
tersebar luas di jejaring dunia maya. Jangan pernah merasa hidup dalam satu lingkaran,
cobalah keluar dari lingkaran. Wawasan luas akan membuka bentuk variasi produk
yang baru. Bergaul dengan komunitas, klub, kegiatan yang meskipun tidak
berhubungan langsung dengan dunia fotografi, tetapi hal tersebut akan membuka
cakrawala dan cara pandang yang berbeda dengan kompetitor lainnya.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari
beberapa bab dan sub bab yang ada di karya ilmiah ini dapat disimpulkan bahwa menjalani
sebuah bisnis yang cukup menjanjikan tidaklah
harus berawal dari sesuatu yang susah dicari peluangnya dan mahal modalnya, melainkan
peluang sendiri akan datang apabila ada kesempatan, dan manusia itu sendiri sebnarnya
bias membuat kesempatan tersebut, mulai dari hal terkecil yang kita senangi atau
kita sukai yaitu dari hobi, apabila mampu untuk mengembangkanya maka hobi itu akan
menjadi sesuatu yang sangat berharga, berguna bagi orang lain, dan patut untyk diapresiasi
menjadi sebuah bisnis yang menjanjikan. Dan memiliki hobi fotografi tidak harus
menjadi fotografer yang beralat canggih.
DAFTAR PUSTAKA
Aditiawan,Rangga,2010:Belajar Fotografi Untuk Hobby dan Bisnis,Dunia
Komputer,Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar