Jumat, 04 Maret 2016

KARYA ILMIAH “FOTOGRAFI UNTUK KESENANGAN DAN KEKAYAAN”


KARYA ILMIAH

 “FOTOGRAFI UNTUK KESENANGAN DAN KEKAYAAN”
Mata Kuliah Lingkugan Bisnis


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiYwtJNu8XfG398QKG-NRP6XjUga5jAEvx0PihhEj5A0SdjbUrT4-p6iDlks2YwOjeyXBmmMdgVOWd8PW2wTUgCK5CZ1GxFXq3J514ye9S-79Q1Yq0mreBNee4HSoYk1QmRYAVMW5lW6TWn/s1600/Logo+Amikom+Baru.png



Disusun Oleh :
Galuh Amry Hartantry
15.12.8845
15.S1.SI.08

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
2016

ABSTRAK
Ketika orang sudah mulai mencintai fotografi, maka secara otomatis ia akan menjadikan fotografi sebagai hobi. Tentu hal ini bukan merupakan masalah, bahkan fotografer adalah salah satu profesi yang baik. Lakukanlah pemotretan untuk kepuasan diri dan sebagai karya yang patut diapresiasi. Seorang pehobi tentu selalu tidak akan mudah puas dan ia akan terus belajar sampai akhirnya memiliki skill yang mampu menyaingi para professional. Fotografi bisa Anda lakukan dimana pun, baik indoor, outdoor, dipantai, dipegunungan, bahkan diatas gedung pencakar langit. Karena fotografi merupakan sebuah hasil karya yang sangat luar biasa untuk mengabadikan sebuah moment kesempurnaan. Hal ini tentunya yang bias menjadi sebuah jaminan betapa besarnya nilai seni yang terkandung dalam fotografi. Kali ini mari kupas segala potensi yang terkandung dalam sebuah kesenangan fotografi bisa menjadi sebuah bisnis yang menjanjikan. 


KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
            Puji dn syukur selalu tepanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikanya penulisan karya ilmiah ini yang bertemakan “Karya Ilmiah Peluang Bisnis” dan diberi judul “Fotografi untuk Kesenangan dan Kekayaan” dengan baik. Penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang tiada tara  atas semua pihak yang telah ikut serta membantu dalam proses penulisan kaya ilmiah ini, Orang tua, Dosen, Teman-teman, yang telah membantu memberikan masukan dan bimbingannya.
            Karya ilmiah ini dibuat untuk melengkapi tugas akhir mata kuliah Lingkungan Bisnis semester genap STMIK AMIKOM Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016. Namun penulis berharap karya ilmiah ini juga dapat bermanfaat bagi siapa pun yang membacanya, agar bias mengoptimalkan segala potensi yang ada pada diri masing-masing, juga memanfaatkan sebuah kesenangan atau hobby menjadi sesuatu yang menghasilkan dan bermanfaat bagi diri sndiri maupun orang lain.
            Dan tidak dapat dipungkiri dalam penulisan karya ilmiah ini masih banyak kekurangan, untuk itu penulis sangat butuh banyak masukan serta kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun dan untuk memperbaiki untuk penyempurnaan  lebih lanjut.
            Dalam setip pembahasan, penulis berusaha mengulas secara singkat, padat, dan mudah dipahami. Sajian yang terstruktur diharapkan dapat digunakan sebagai referensi bagi pembaca , dan bermanfaat bagi pembaca yang berniatan untuk mengembangkan hobby nya agar dapat menghasilkan hal yang lebih bermanfaat dan bermakna.
Amin



Yogyakarta, 01 Maret 2016

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1   Latar  Belakang Masalah
Fotografi adalah salah satu kegiatan yang banyak digemari orang-orang dari berbagai penjuru dunia. Karena fotografi merupakan suatu proses mengabadikan suatu momen atau objek dalam bentuk gambar atau foto dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai objek tersebut menggunakan sebuah alat yaitu kamera juga mencangkup beberapa elemen yang ada didalamnya. Dengan demikian karena tidak banyaknya orang yang memiliki kamera namun mereka suka akan seni yang ada dalam fotografi dan juga untuk kepentingan tertentu ataupun orang yang masih memiliki kemampuan rendah. Bahkan tidak jarang seni fotografi dijadikan sebuah kompetisi.
Dari situlah banyak pula peluang-peluang bisnis didalamnya. Siapa bisa menduga hanya dari sebuah hobi yang sederhana, menjadi bisnis yang luar biasa.

1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis merumuskan masalah yang  akan dibahas dalam karya ilmiah ini, yaitu :
a.       Pengertian hobi atau kesenangan dan fotografi
b.      Hubungan hobi dan bisnis
c.       Peluang bisnis fotografi
d.      Bisnis Fotografi
e.        
1.3  Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah selain untuk melengkapi tugas mata kuliah lingkungan bisnis juga untuk memberikan gambaran kepada mereka para pecinta fotografi untuk bias memanfaatkan kesenangannya terhadap fotografi lebih bias dioptimalkan dengan dikembangkanya potensi yang ada dan melihat peluang bisnis yang menjanjikan diluar sana.




BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hobi dan Fotografi
Hobi adalah sebuah kegiatan kesenangan seseorang, yang membuat gembira, suka, dan nyaman  untuk memenuhi keinginan dan mendapatkan kesenangan dalam menjalani kegiatan tersebut.
Fotografi adalah suatu proses mengabadikan suatu momen atau objek dalam bentuk gambar atau foto dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai objek tersebut menggunakan sebuah alat yaitu kamera.
2.2 Hubungan Hobi dan Bisnis
Berdasarkan pengertian hobi diatas, hobi dapat dimanfaatkan sebagai peluang bisnis yang menjanjikan. Karena berbisnis sesuatau yang menjadi kesenangan diri sendiri akan lebih terasa mudah karena pasti segala sesuatu yang dijalankan berasal tulus dari hati. Semua akan lebih terasa mudah, karena sudah terbiasa menjalaninya. Dan tiak aa salhnya menjadikan sesuatu yang menjadi kesenangan kita menjadi sebuah bisnis agar lebih bermanfaat bagi diri sendiri maupun kebutuhan orang lain.
2.3 Pelung Bisnis Fotografi
Perlu dibedakan terlebih dahulu model bisnis untuk konsumen, atau bisnis untuk bisnis, masing-masing mempunyai peluang potensi yang besar, yang belum tergali.
            Fotografi kini milik siapa saja, jadi bukan jamannya menawarkan jasa yang sama pada tahun sebelumnya. Rubah cara pandang tradisional yang menganggap jasa fotografi adalah harus menjadi fotografer.
            Peluang yang luas yang masih tersedia adalah jasa paska-produksi fotografi-ahli digital imaging, agensi fotografi-yang menauingi beberapa fotografer. Bentuk bisnis lainnya adalah jasa penyewaan lensa, kamera, lampu, bingkai dan seterusnya. Layanan antar jemput cetakan untuk konsumen ataupun mencetak kembali foto sebelum masa digital, dalam bentuk kemasan baru cetak album, web gallery atau untuk kebutuhan presentasi
Mengawali bisa sulit atau mudah begitu saja.Tentu saja ide yang buruk adalah wacana yang belum pernah diejawantahkan, direalisasikan. Tinggal mulai saja, tetapi kadang-kadang justru diri kita sendiri yang selalu membatasi diri, padahal kesempatan selalu datang kapan saja. Bila mana kesempatan selalu menjadi kendala, kenapa tidak kesempatan tersebut dibuat saja. Selain peluang.

2.4 Kiat-kiat Berbisnis Fotografi
Perkara modal selalu menjadi soal, padahal tidak harus. Bagaimana menyiapkan jurus-jurus ampuh tersebut, berikut rangkaiannya.

A.    Rekan Kerja yang Tepat
Hal yang sering ditemui adalah dua orang fotografer yang berkongsi. Bila berjalan mulus, karena masing-masing fotografer tersebut bisa menempatkan dirinya masing-masing. Skenario paling buruk adalah masing-masing membawa ego. Produk jasa ini sangat rentan sekali dan bebas nilai, sangat sulit menentukan style fotografi, karena masing-masing mempunyai ukuran yang berbeda. Partner yang paling cocok adalah fotografer bertemu dengan manajer, fotografer bertemu dengan ahli marketing atau fotografer dan akuntan. Dua wilayah garapan yang berbeda, masing-masing mempunyai peran yang berbeda. Membuat kesepakatan pembagian keuntungan harus dibicarakan dari awal. Bila merasa “tidak enak” cari penengah, yang bisa memediasi.

B.     Merubah Sudut Pandang
Rubahlah cara melihat bentuk jasa Jasa fotografi bukan hanya dokumentasi liputan wedding saja. Pasar wedding sudah jenuh. Harga tidak bisa dikendalikan lagi, karena tidak ada “Asosiasi bersama” satu paguyuban yang duduk bersama, menentukan kualitas, mutu dan harga. Selama ini masih masing-masing. Buka peluang lain, misalnya membedakan dengan jasa layanan yang pernah ada; jasa layanan fotografi spesialis anak SD, spesiali foto berjilbab, spesialis documenter, spesialis foto model, atau jasa fotografi yang mengkhususkan pada acara perusahaan.

C.    Jangan Prioritaskan Modal
Punya modal pun bukan segalanya. Dalam bisnis ini modal adalah bagian berikutnya, setelah bisa menentukan model bisnis. Membuka jasa agensi fotografer, satu layananan jasa fotografi yang mewadahi fotografer-fotografer, dengan ciri dan gaya yang berbeda. Yang ia lakukan adalah inventaris portfolio, manajemen dan jaringan, selebihnya adalah maintenance.

D.    Memulai Dari yang Kecil Namun Tertata
Melek manajemen adalah hal yang penting. Mulai dari sesuatu yang kecil, yang terpenting adalah taat aturan yang telah disepakati bersama. Menerapkan manajemen yang sehat, baik itu jadwal memotret, aliran cash flow, inventaris barang dan sumber daya manusia.
               


E.     Menentukan Posisi
Komsumen mana yang akan dibidik? Menengah bawah atau atas? Ini akan berhubungan dengan citra/image yang akan dibangun.

F.     Perlengkapan Fotografi Buka Investasi
Ingat, bahwa perlengkapan penunjang teknis jasa fotografi itu ada masa pakainya, rawat dengan baik. Pilih perlengkapan sesuai dengan yang dibutuhkan bukan yang diinginkan, pilih sesuai dana. Barang mahal tentunya sesuai dengan harga penawaran jasa; perlengkapan mahal sama dengan harga penawaran yang mahal pula dan yang perlu diingat bahwa perlengkapan fotografi digital kini sangat dinamis, setiap delapan bulan sekali harus update, jadi jangan berinvestasi pada perlengkapan. Jalan keluar yang ekonomis adalah dengan cara menyewa.

G.    Janji adalah Layanan yang Baik
Jangan pernah memberikan janji kosong, apalagi “Over promise, under delivery” janji selangit, ternyata tidak sesuai. Pastikan bentuk produk yang ditawarkan adalah sama dengah hasil yang dijual pada konsumen. Janji meleset, tidak akan dipercaya lagi. Begitu juga pelayanan, karena ini adalah jasa, yang dijual bukan hanya produksi, tetapi cara melayani, berbicara dan berkomunikasi. Jangan pernah membela diri bila melakukan kesalahan, terima dahulu, kemudian berikan layanan pengganti, sebagai bentuk perhatian. Berikan layanan yang paling terbaik, karena sangat murah untuk memelihara konsumen lama dibandingka mencari lagi konsumen baru.

H.    Jual Diri Lebih Luas dan Elegan
Optimalkan jejaring sosial, namun harus berhati-hati. Informasi yang disampaikan di jejering sosial bisa berbalik. Gunakan bahasa yang santun dan tidak terlalu mengobral janji berlebihan. Update informasi terbaru dan layani setiap pertanyaan, meskipun itu hal yang paling aneh untuk ditanyakan. Tunjukan komitmen, karena layanan jasa ini sama persis dengan mengelola emosi konsumen.

I.       Membukan Wawasan dan Pergaulan.
Informasi kini tersebar luas di jejaring dunia maya. Jangan pernah merasa hidup dalam satu lingkaran, cobalah keluar dari lingkaran. Wawasan luas akan membuka bentuk variasi produk yang baru. Bergaul dengan komunitas, klub, kegiatan yang meskipun tidak berhubungan langsung dengan dunia fotografi, tetapi hal tersebut akan membuka cakrawala dan cara pandang yang berbeda dengan kompetitor lainnya.


BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Dari beberapa bab dan sub bab yang ada di karya ilmiah ini dapat disimpulkan bahwa menjalani sebuah bisnis yang  cukup menjanjikan tidaklah harus berawal dari sesuatu yang susah dicari peluangnya dan mahal modalnya, melainkan peluang sendiri akan datang apabila ada kesempatan, dan manusia itu sendiri sebnarnya bias membuat kesempatan tersebut, mulai dari hal terkecil yang kita senangi atau kita sukai yaitu dari hobi, apabila mampu untuk mengembangkanya maka hobi itu akan menjadi sesuatu yang sangat berharga, berguna bagi orang lain, dan patut untyk diapresiasi menjadi sebuah bisnis yang menjanjikan. Dan memiliki hobi fotografi tidak harus menjadi fotografer yang beralat canggih.




DAFTAR PUSTAKA

Aditiawan,Rangga,2010:Belajar Fotografi Untuk Hobby dan Bisnis,Dunia Komputer,Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar